Kamis, 21 Januari 2016

KEWIRAHUSAAN KEBAKARAN HUTAN



Kebakaran hutan adalah salah satu penyebab kerusakan hutan yang memiliki dampak negatif yang cukup dahsyat. Dampak kebakaran hutan diantaranya menimbulkan asap yang mengganggu aktifitas  kehidupan manusia, antara lain mewabahnya penyakit infeksi saluran pernafasan akut pada masyarakat, dan menganggu sistem transportasi yang berdampak sampai ke negara tetangga. Dampak yang paling besar adalah musnahnya plasma nutfah yang berakibat pada kerusakan ekosistem lingkungan, serta mengakibatkan menurunnya kualitas dan kuantitas hutan yang pada
akhirnya akan menimbulkan banyak kerugian atau dalam arti lain Kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, atau kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian disekitarnya.
Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia, dan pembakaran.Musim kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab utama kebakaran hutan besar. Kebakaran hutan dalam bahasa Inggris berarti "api liar" yang berasal dari sebuah sinonim dari Api Yunani, sebuah bahan seperti-napalm yang digunakan di Eropa Pertengahan sebagai senjata maritim

Penyebab Kebakaran Hutan
Penyebab Kebakaran hutan, antara lain:
Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.

Proses Terjadinya Kebakaran Hutan
Api sebagai alat atau teknologi awal yang dikuasai manusia untuk mengubah lingkungan hidup dan sumberdaya alam dimulai pada pertengahan hingga akhir zaman Paleolitik, 1.400.000-700.000 tahun lalu. Sejak manusia mengenal dan menguasai teknologi api, maka api dianggap sebagai modal dasar bagi perkembangan manusia karena dapat digunakan untuk membuka hutan, meningkatkan kualitas lahan pengembalaan, memburu satwa liar, mengusir satwa liar, berkomunikasi sosial disekitar api unggun dan sebagainya
Analisis terhadap arang dari tanah Kalimantan menunjukkan bahwa hutan telah terbakar secara berkala dimulai, setidaknya sejak 17.500 tahun yang lalu. Kebakaran besar kemungkinan terjadi secara alamiah selama periode iklim yang lebih kering dari iklim saat itu. Namun, manusia juga telah membakar hutan lebih dari 10 ribu tahun yang lalu untuk mempermudah perburuan dan membuka lahan pertanian. Catatan tertulis satu abad yang lalu dan sejarah lisan dari masyarakat yang tinggal di hutan membenarkan bahwa kebakaran hutan bukanlah hal yang baru bagi hutan Indonesia
penyebab utama terjadinya kebakaran hutan di Kalimantan Timur adalah karena aktivitas manusia dan hanya sebagian kecil yang disebabkan oleh kejadian alam. Proses kebakaran alami bisa terjadi karena sambaran petir, benturan longsuran batu, singkapan batu bara, dan tumpukan srasahan. kebakaran karena proses alam tersebut sangat kecil dan untuk kasus Kalimatan kurang dari 1 %.
Kebakaran hutan besar terpicu pula oleh munculnya fenomena iklim El-Nino seperti kebakaran yang terjadi pada tahun 1987, 1991, 1994 dan 1997 (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan UNDP, 1998). Perkembangan kebakaran tersebut juga memperlihatkan terjadinya perluasan penyebaran lokasi kebakaran yang tidak hanya di Kalimantan Timur, tetapi hampir di seluruh propinsi, serta tidak hanya terjadi di kawasan hutan tetapi juga di lahan non hutan

Dampak dan Akibat Bencana Kebakaran Hutan
Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran liar antara lain:
Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke atmosfer. Kebakaran hutan pada 1997 menimbulkan emisi / penyebaran sebanyak 2,6 miliar ton karbon dioksida ke atmosfer (sumber majala Nature 2002). Sebagai perbandingan total emisi karbon dioksida di seluruh dunia pada tahun tersebut adalah 6 miliar ton.
Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena kebakaran, terjebak asap atau rusaknya habitat. Kebakaran juga dapat menyebabkan banyak spesies endemik/khas di suatu daerah turut punah sebelum sempat dikenali/diteliti.
Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan kekeringan di saat musim kemarau.
Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur pengangkutan lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah terpencil.
Kekeringan juga akan mengurangi volume air waduk pada saat musim kemarau yang mengakibatkan terhentinya pembangkit listrik (PLTA) pada musim kemarau.
Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih jauh lagi hal ini dapat mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa ditutup karena kurangnya bahan baku dan puluhan ribu pekerja menjadi penganggur/kehilangan pekerjaan.
Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan kanker paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kematian bagi penderita berusia lanjut dan anak-anak. Polusi asap ini juga bisa menambah parah penyakit para penderita TBC/asma.
Asap yang ditimbulkan menyebabkan gangguan di berbagai segi kehidupan masyarakat antara lain pendidikan, agama dan ekonomi. Banyak sekolah yang terpaksa diliburkan pada saat kabut asap berada di tingkat yang berbahaya. Penduduk dihimbau tidak bepergian jika tidak ada keperluan mendesak. Hal ini mengganggu kegiatan keagamaan dan mengurangi kegiatan perdagangan/ekonomi. Gangguan asap juga terjadi pada sarana perhubungan/transportasi yaitu berkurangnya batas pandang. Banyak pelabuhan udara yang ditutup pada saat pagi hari di musim kemarau karena jarak pandang yang terbatas bisa berbahaya bagi penerbangan. Sering terjadi kecelakaan tabrakan antar perahu di sungai-sungai, karena terbatasnya jarak pandang.

Upaya atau Usaha Penanggulangan Kebakaran Hutan
Upaya  Pencegahan
1.  Memantapkan kelembagaan dengan membentuk dengan membentuk Sub Direktorat Kebakaran Hutan dan Lembaga non struktural berupa Pusdalkarhutnas, Pusdalkarhutda dan Satlak serta Brigade-brigade pemadam kebakaran hutan di masing-masing HPH dan HTI;
2.  Melengkapi perangkat lunak berupa pedoman dan petunjuk teknis pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan;
3.  Melengkapi perangkat keras  berupa peralatan pencegah dan pemadam kebakaran hutan;
4.  Melakukan pelatihan pengendalian kebakaran hutan bagi aparat pemerintah, tenaga BUMN dan perusahaan kehutanan serta masyarakat sekitar hutan;
5.  Kampanye dan penyuluhan melalui berbagai Apel Siaga pengendalian kebakaran hutan;
6.  Pemberian pembekalan kepada pengusaha (HPH, HTI, perkebunan dan Transmigrasi), Kanwil Dephut, dan jajaran Pemda oleh Menteri Kehutanan dan Menteri Negara Lingkungan Hidup;
7.  Dalam setiap persetujuan pelepasan kawasan hutan bagi pembangunan non kehutanan, selalu disyaratkan pembukaan hutan tanpa bakar.

Upaya Penanggulangan

Disamping melakukan pencegahan, pemerintah juga nelakukan penanggulangan melalui berbagai kegiatan antara lain
1.  Memberdayakan posko-posko kebakaran hutan di semua tingkat, serta melakukan pembinaan mengenai hal-hal yang harus dilakukan selama siaga I dan II.
2.  Mobilitas semua sumberdaya (manusia, peralatan & dana) di semua tingkatan, baik di jajaran Departemen Kehutanan maupun instansi lainnya, maupun perusahaan-perusahaan.
3.  Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat pusat melalui PUSDALKARHUTNAS dan di tingkat daerah melalui PUSDALKARHUTDA Tk I dan SATLAK kebakaran hutan dan lahan.
4.   Meminta bantuan luar negeri untuk memadamkan kebakaran antara lain: pasukan BOMBA dari Malaysia untuk kebakaran di Riau, Jambi, Sumsel dan Kalbar; Bantuan pesawat AT 130 dari Australia dan Herkulis dari USA untuk kebakaran di Lampung; Bantuan masker, obat-obatan dan sebagainya dari negara-negara Asean, Korea Selatan, Cina dan lain-lain.

Peningkatan Upaya Pencegahan dan Penanggulangan

Upaya pencegahan dan penanggulangan yang telah dilakukan selama ini ternyata belum memberikan hasil yang optimal dan kebakaran hutan masih terus terjadi pada setiap musim kemarau. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:
1.  Kemiskinan dan ketidak adilan bagi masyarakat pinggiran atau dalam kawasan hutan.
2.  Kesadaran semua lapisan masyarakat terhadap bahaya kebakaran masih rendah.
3.  Kemampuan aparatur pemerintah khususnya untuk koordinasi, memberikan penyuluhan untuk kesadaran masyarakat, dan melakukan upaya pemadaman kebakaran semak belukar dan hutan masih rendah.
4.  Upaya pendidikan baik formal maupun informal untuk penanggulangan kebakaran hutan belum memadai.

bahwa penyebab utama kebakaran hutan adalah faktor manusia dan faktor yang memicu meluasnya areal kebakaran adalah kegiatan perladangan, pembukaan HTI dan perkebunan serta konflik hukum adat dengan hukum negara, maka untuk meningkatkan efektivitas dan optimasi kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan perlu upaya penyelesaian masalah yang terkait dengan faktor-faktor tersebut.
Di sisi lain belum efektifnya penanggulangan kebakaran disebabkan oleh faktor kemiskinan dan ketidak adilan, rendahnya kesadaran masyarakat, terbatasnya kemampuan aparat, dan minimnya fasilitas untuk penanggulangan kebakaran, maka untuk mengoptimalkan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan di masa depan antara lain:

a. Melakukan pembinaan dan penyuluhan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pinggiran atau dalam kawasan hutan, sekaligus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan semak belukar.
b. Memberikan penghargaan terhadap hukum adat sama seperti hukum negara, atau merevisi hukum negara dengan mengadopsi hukum adat.
c. Peningkatan kemampuan sumberdaya aparat pemerintah melalui pelatihan maupun pendidikan formal. Pembukaan program studi penanggulangan kebakaran hutan merupakan alternatif yang bisa ditawarkan.
d. Melengkapi fasilitas untuk menanggulagi kebakaran hutan, baik perangkat lunak maupun perangkat kerasnya.
e. Penerapan sangsi hukum pada pelaku pelanggaran dibidang lingkungan khususnya yang memicu atau penyebab langsung terjadinya kebakaran.

SUMBER :

Pembuatan Kapal Laut


Kapal, adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb)[1] seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar dan boat yang lebih kecil. Secara kebiasaannya kapal dapat membawa perahu tetapi perahu tidak dapat membawa kapal. Ukuran sebenarnya di mana sebuah perahu disebut kapal selalu ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan atau kebiasaan setempat.

Berdasarkan tenaga penggerak

  1. Kapal bertenaga manusia (Pendayung)
  2. Kapal layar
  3. Kapal uap
  4. Kapal diesel atau Kapal motor
  5. Kapal nuklir

Berdasarkan fungsinya

1.      Kapal Perang
  1. Kapal penumpang
  2. Kapal barang
  3. Kapal tanker
  4. Kapal feri
  5. Kapal pemecah es
  6. Kapal tunda
  7. Kapal pandu
  8. Tongkang
  9. Kapal tender
Kapal raksasa ini mengunakan mesin yang efisien. Mesin utama akan diberikan air pendingin dan menghasilkan tenaga uap untuk mengerakan turbin sekunder.  Turbin yang dihasilkan dari panas gas buang ini dimanfaatkan untuk pembangkit listrik yang menyuplai power listrik bagi awak kapal sampai kontainer yang membutuhkan listrik untuk pendingin.

Kapal laut tidak bisa terlalu cepat, semakin cepat maka kebutuhan bahan bakar semakin boros. Dari kecepatan 20 knot menjadi 23-24 knot saja, sebuah kapal besar akan meningkat kebutuhan bahan bakarnya dua kali lipat. Naik lebih cepat 3-4 knot saja, bahan bakarnya meningkat lagi 2 kali lebih besar. Kapal Maersk hanya dirancang untuk kecepatan 16 knot untuk tingkat efisien bahan bakar.
Pembuatan kapal raksasa tidak mudah, harus menjalani verifikasi cetak. Baja mulai dipotong di Denmark dengan las plasma, lalu disatukan seperti mainan Lego menjadi blok dasar. Ada 425 komponen perkapal. Lalu dikirim ke tempat lain untuk dirakit menjadi 21 megablok atau cincin. Sebagian besar perakitan megablok dilakukan perusahan sub kontraktor di galangan kapal DSME di Snandong China. Dari sana baru di bawah untuk disatukan di sebuah galangan kapal.
Baling kapal dibuat berukuran 10 meter dibuat oleh Mecklenburger Metallgus Jerman. Satu baling yang sudah di cor membutuhkan waktu 10 hari untuk di dinginkan.
system GMDSS (Global Maritime Distress safety system) Suatu system keselamatan pelayaran secara global. Kalau suatu kapal berada dalam kondisi berbahaya system ini akan memancarkan berita bahaya yang berisi posisi kapal, nama kapal, jenis marabahaya,tersebut secara otomatis, cepat, tepat , akurat. Untuk system komunikasi lainnya ada INMARSAT (International Maritime satelite) Suatu system pengiriman berita menggunakan E-Mail, Telephone, Telex, ataupun Faximile.

SUMBER :


BISNIS BATU AKIK DENGAN OMZET MILYARAN


Pengertian Batu Akik atau Batu Permata adalah jenis batu-batuan mineral non-organik yang merupakan benda padat datar berbentuk kristal baik jenis batuan tersebut terbentuk secara alami maupun secara kimia, seperti contoh batu akik yang secara alami adalah batu akik murni yang banyak sekali ditemukan di beberapa tempat seperti di perairan dan semacamnya.
Banyak sekali jenis batu akik yang marak di pasaran bahkan di seluruh dunia pun juga banyak peminat perhiasan batu akik ini, seperti contoh batu akik berkristal seperti batu akik merah delima, jamrud, kecubung, safir dan masih banyak lagi macam-macam atau jenis-jenis batu akik lainnya.
Jenis Batu Mulia
1.       Kecubung ungu
2.       Kecubung kuning
3.       Kecubung the
4.       Kalimaya
5.       Krisopras hijau
6.       Krisokola biru
7.       Kalsedon tembaga
8.       Batu meteorit
9.       Akik Yaman
1-         Kecubung jarong
1-.    Opal biru
1-     Jasper
  -    Biduri tawon
1-    Garnet
1-    Fosil kayu membatu
1-    Kalsedon
1-    Giok nefrit
1-    Prehnit
1-    Krisopal
 ia mematok harga Rp30 juta hingga ada satu buah liontin yang ditawarkan ke pasar Rp3 miliar. Liontin ini sudah banyak yang menawar hingga Rp100 juta. “Saya tidak mau kecolongan, kalau mau ya segitu (Rp3 miliar),” ujarnya. Menurut Budi, dia pernah menjual batu tulis bergambar Nyi Roro Kidul. Saat itu, batu tersebut dia lepas kepada pembeli seharga Rp5 juta. Dari tangan pembeli ini bisa dijual Rp7,5 juta, hingga akhirnya jatuh ke tangan kolektor dengan harga Rp5 miliar. 

Ada lima kegunaan Batu Mulia, namun untuk yang dua saya tidak menyebutkannya di sini karena takut pada perbuatan syirik. Sedangkan yang ketiganya adalah pertama, sebagai bahan perhiasan, kedua, sebagai sarana investasi dan ketiga adalah untuk keperluan industri contohnya Batu Safir dimanfaatkan dalam pembuatan kaca tahan gores misalnya kaca pada jam tangan. Kemudian Intan digunakan untuk melapisi pemotong dan alat pengeboran minyak. Selaian itu Batu Ruby digunakan untuk membuat peralatan laser. 

SUMBER :


DAMPAK PENYALAHGUNAAN NARKOBA DAPAT MEMBUNUH CITA-CITA GENERASI MUDA.


Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.
Bahaya narkoba sudah di depan mata. Dibutuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan sehingga tak mudah disusupi pengedar narkoba.  kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan perlu ditingkatkan. Mulai dari  lingkungan terkecil  keluarga, sampai  seluruh masyarakat  Untuk mencegah peredaran narkoba warga perlu diberikan pencerahan agar memiliki pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba. Misalkan, bagaimana mengenali ciri-ciri fisik pecandu narkoba.
 
Ada beberapa ciri-ciri pecandu narkoba
1.      pribadi yang tertutup,
2.       penuh rahasia, dan 
3.      cenderung suka menyendiri. 
Jenis- jenis narkoba
1.      Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi.
2.      Ganja adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia ( Rasa Senang )

Sumber :