Minggu, 17 Januari 2016

Tulisan masalah tanya jawab UMUM


Penanya :Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh
 
Setiap malam selasa di Majelis rasulullah kita rutin membaca maulid adhiya ullami.berhubungan dgn hal tersebut,saya ingin bertanya tentang sejarah maulid adhiya ullami.mulai dari siapa pengarangnya,kapan dibuatnya dan sejarahnya.

Habib Munzir : Wa alaikum salam wa rohmatullahi wa barokatuh…

Maulid ini dikarang dan ditulis pada tahun 1994 di kota Syihir dekat Mukalla – Hadramaut, saat saya disana. Beliaulah Guru Mulia(Al-Musnid Al-Habib Umar bin Hafidh), guru mulia kita punya keahlian bahasa yang dipadu dengan kekuatan RUH yg dipadu dengan kedalaman SYARIAH yang mendalam. Guru mulia kita ini bukan sembarang guru,bagaikan paduan sosok samudera syariah, samudera dakwah, samudera ibadah, samudera makrifah dan haqiqah. Beliau memang ahli bahasa, syairnya bukan hanya Maulid Dhiya’ullami’, namun lebih dari 1000 alinea syair telah diterbitkan dari ucapan beliau, kalau dijumlahkan mungkin sudah ratusan ribu bait. Beliau digelari pula AL-MUSNID, yaitu:(Setiap menyebut hadits beliau mampu atau hafal menyebut sanadnya hingga Rasul SAW atau KUTUBUS SHAHIH) Beliau di usia sebelum 20 tahun sudah hafal 20 ribu hadits, dan meneruskan hingga selesai ke 100.000 hadits, namun saat kunjungan beliau, beliau menegur saya untuk tidak menyebutkan gelar ALHAFIDH pada nama beliau. Demikian rendah dirinya Guru Mulia kita ini, tidak suka gelarnya disebut, padahal kini untuk masuk pesantren beliau di DARUL MUSTHAFA syaratnya mestilah HAFAL ALQUR’AN dan 2000 hadits berikut sanadnya.Guru Mulia Al-Musnid Al-Habib Umar bin Hafidh disuatu malam memanggil salah seorang muridnya yang penulis, lalu diperintahnya membawa pena dan kertas, seraya berkata: “Tulis..” Lalu beliau mengucapkan MAULID ADHIYA’ULLAMI’ itu mulai sepertiga malam, dan sebelum waktu subuh telah selesai. Maulid ADHIYA’ULLAMI’ itu sangat mulia,karena angka-angkanya pun menuliskan sejarah Nabi SAW, anda dapat melihat bait-bait shalawat:
-Pembukanya Ya Rabbi shalli berjumlah 12: Melambangkan kelahiran Nabi saw yang tanggal 12 rabiul awal.
-Lalu alinea pertamanya dipadu dari 3 surat: Yaitu surat AL-FATH, surat AT-TAUBAH dan Surat AL-AHZAB, 3 surat ini melambangkan kelahiran Nabi SAW adalah pada bulan 3: Yaitu RABIUL AWWAL, dan bila kita menghitung baitnya mulai alinea pertama hingga Qiyam jumlahnya 63 yaitu melambangkan usia beliau 63 tahun. Dhiya ullami’ penuh dengan hampir seluruh sejarah Nabi SAW, masa lahir, tanggal lahir, bulan, tahun, jumlah peperangan, perjuangan diMakkah, perjuangan diMadinah, jumlah Ahlul Badr yang wafat, tahun perang Badr, tanggal, bulan, juga ratusan sejarah lain yang terjadi dimasa Nabi SAW. Semua itu timbul dari diri beliau guru mulia kita, hal ini dalam KEKERAMATAN AULIA disebut WARAD: (semacam ilham tapi dari keahlian manusia yang dipadu dengan ALLAH, makna kecil menjadi diperluas maknanya, ini juga disebut LADUNIY, Maulid ini sangat disukai oleh Rasul SAW dan Sayidatina Fathimah Azzahra ra. Pernah Ketika seorang terpercaya bertanya diMadinah kepada Guru Mulia: “Wahai guru mulia, kapan Madinah ini akan membaca maulid besar besaran? “Beliau(Guru Mulia)menjawab: “Aku dan engkau akan masih hidup saat pembacaan maulid agung diMASJIDINNABAWY dan MASJIDIL AQSHA!”Orang itu bertanya kembali:”Maulid Dhiya’ullami kah..?”Beliau tersenyum dan berlalu. Maulid Dhiya’ullami mujarab untuk menarik para pemuda, silahkan buktikan, jika majelis taklim yang mengamalkannya maka akan dibanjiri pemuda dan akan semakin banyak. Dan Kalau bukan karena ingin menyemangati, saya tak akan menceritakannya: RUH BELIAU SAW TAK PERNAH TIDAK HADIR DALAM MAJELIS MAULID DHIYAULLAMI’. Banyak para jamaah bermimpi melihat Ahlul Badr, Ahlul Uhud, para Wali masa lalu, bahkan para Nabi hadir di majelis Dhiyaullami’. Dan RUH RASUL SAW SUDAH ADA SEBELUM 1 ORANG PUN SAMPAI, DAN TIDAK KELUAR SEBELUM TAK TERSISA 1 ORANG PUN. Ketika saya sudah lama bertahun tahun tidak jumpa dengan Habib Zein bin sumaith(Madinah) karena beberapa kali beliau keIndonesia saya tak sempat jumpa, maka ketika jumpa saya tertunduk-tunduk mencium tangan beliau, maka Habib Zein dengan santainya berkata:”Ahlan wahai Mundzir…. Saya berkata: “Wahai Habibana Zein, bagaimana habib masih mengenali nama saya padahal saya lama tak jumpa habibana? Beliau menjawab:”Bagaimana aku lupa namamu, kau tiap malam ada dihadhirat Rasulullah SAW” Hampir saya jatuh pingsan mendengar ucapan itu, dan beliau dengan santainya pergi begitu saja menghadapi tamu tamu lain. Wallahu ‘alam Walhamdulillah robbil’alamin.
Semoga jawaban ini bermanfaat dan mengenalkan kita sejarah Maulid Addhiyaul lami.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar