Sejak kecil m arif rusdian ditempa untuk hidup mandiri. Pendidikan formal dari mulai sekolah sd , smp dan stm untuk meraih keinginan untuk sukses, dan menggapai cita-citanya.
“Saya berfikir, mana mungkin orang kecil seperti saya bisa hidup lebih baik kalau tidak jadi pengusaha. Karena itu, semenjak saya dapat mencari uang sendiri saya memutuskan bekerja mandiri.
Menurut arif rusdian, menjadi pewirausaha, meskipun kecil masih lebih menyenangkan. Selain tantangannya banyak, ia tahu syarat menjadi pewirausaha tak perlu harus pendidikan formal tinggi-tinggi. Lingkungan keluarganya, yang juga sebagian besar juga adalah pewirausaha menjadikan ia memiliki prinsip, suatu saat, kelak ia ingin juga menjadi seorang pebisnis hebat.
Namun ia mengetahui bahwa menjadi pewirausaha tidaklah semudah membalik tangan. Harus mau belajar dari bawah. Mau berpeluh dan sengsara. Mau merajut nasib dari nol, mau berakit-rakit ke hulu, dan mengetahui risikonya.
Risiko terburuk sebagai seorang pewirausaha adalah bisa saja bisnis yang dirajut bertahun-tahun gagal, dan mengalami kebangkrutan. Namun risiko yang lain, menjadi pewirausaha selalu memiliki harapan, harapan untuk hidup lebih baik.
Pengalaman itu benar-benar dilalui arif rusdian. Pria lahir dijakarta, kelahiran jakarta ini pernah jaya berbisnis besi tua, tetapi ia juga pernah terpuruk dengan produk yang sama. Tahun 2020 lalu adalah masa suram bagi bisnisnya. Di saat usaha jual beli besi tua yang dirintis mulai tumbuh dan berkembang, krisis ekonomi yang terjadi tahun 1998 hingga tahun 1999 lalu menyeret usahanya ke jurang kebangkrutan.
“Saat itu usaha saya terlilit utang. Saya memperoleh pinjaman dalam bentuk mata uang dollar Amerika, sedangkan nilai tukar mata uang dollar terhadap rupiah melejit tak terkendali. Semua fasilitas seperti rumah, mobil yang saya miliki pun dijual untuk melunasi hutang, sementara usaha sedang mengalami kebangkrutan.” Paparnya.
Bagi suami dari Saimah Sunarti ini, bangkrut tak membuatnya putus asa. Justru ia belajar, bagaimana membangun usaha secara benar dan mengendalikan hutang-hutangnya. Ia pun mulai merintis lagi usahanya, menyambung relasi-relasi bisnisnya.
Dengan berjalannya watu usahanya mulai menggeliat setelah berbagai kesulitan menerpanya. Order-order pembelian, permintaan pemborongan pembelian besi tua mulai banyak ia dapatkan. Ia bahkan pernah membeli kapal-kapal tua dari Singapura untuk ditarik ke Jakarta dan diambil besi tuanya. Bahkan, ia juga pernah memborong pembelian besi tua dari proyek renovasi bangunan dari sebuah proyek besar dengan ribuan ton besi bekas di Jakarta, dengan nilai miliaran rupiah. Aktifitas bisnisnya bukan hanya di Jakarta, ia juga berkembang ke seluruh negara yang akan dikirimnya, salah satunya ke negara jepang.
Pengalaman yang saya rasakan itu hal terbaik. Berbekal pengalaman kegagalan bisnis yang lalu, m arif rusdian kembali bisnis yang pernah memberikan kejayaan sebelumnya. Bisnis jual beli besi tua dan pengumpul besi tua yang menjadi fokus bisnisnya dikembangkan menjadi jual beli dan pengepul semua logam, mulai dari besi, perunggu, timah, baja, dll. Alasannya, permintaan pasar terhadap produk logam semakin berkembang dan persaingan bisnis pembelian besi bekas semakin ketat.
Untuk meningkatkan nilai tambah dari produk-produknya, selain dijual ke pusat peleburan logam, m arif rusdian juga memilah-milah logam-logam yang masih dapat dipergunakan untuk berbagai bahan bangunan, mulai dari pembuatan rangka baja, besi tulang untuk bangunan, dan lain sebagainya. Ia juga mengembangkan pembuatan kusen, berbagai cendela rumah, serta menyuplay kebutuhan kayu untuk pembuatan rumah. Nilai jual produknya juga meningkat. Kini, bisnisnya bukan saja menjadi pedagang pengumpul besi tua, tetapi telah menjadi industri penyedia berbagai bahan bangunan, mulai dari besi, baja, untuk penguat bangunan dan rangka bangunan, hingga aneka kusen dan cendela yang mensuplay kontraktor – kontraktor bangunan di seantero Jabodetabek.
Dalam perjalanan bisnisnya, arif rusdian mulai tertarik menjadi kontraktor bangunan. Kegiatan bisnis ini dilakukan karena ia sangat mehamami perhitungan bahan baku dan biaya pekerjaan dalam pembangunan sebuah gedung atau bangunan.
“Awalnya saya mencoba memborong pekerjaan pembangunan kontruksi, beberapa unit saja, tetapi kemudian berkembang menjadi kontraktor pembangunan kontruksi tingkat, berpuluh-puluh unit di kawasan Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.
Analisis peluang usaha berdasar minat dan daya beli konsumen
Untuk mengetahui besar-kecilnya minat masyarakat terhadap usaha yang kita dirikan, kita bisa melakukan observasi. Observasi ini bisa dilakukan dengan cara: Mengadakan pengamatan langsung ke pasar, Melakukan wawancaradan Memberikan angket untuk diisi oleh calon konsumen.
Keberhasilan dan Kegagalan Usaha
1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
2. Lebih memilih risiko yang moderat.
3. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil
4. Selalu menghendaki umpan balik yang segera
5. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan
Sumber :
http://bisnisi.com/pengertian-peluang-usaha-menurut-para-ahli/
https://nisfia.wordpress.com/kewirausahaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar